LAPORAN KUNJUNGAN
MONUMEN KESAKTIAN PANCASILA
JAKARTA TIMUR
Disusun Oleh:
Irma Novita Sari
170113020057
APM 259
kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang laporan observasi, beserta dokumentasi yang telah kami lakukan di Museum Nasional dan Monumen Pancasila Sakti. Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci isi dari Museum Nasional dan Monumen Pancasila Sakti dan dan juga ciri khas yang terdapat pada tempat tersebut.
Kami berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kita.
Jakarta 3 November 2019
Irma Novita Sari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang syarat akan sejarah. Sejarah adalah suatu peristiwayang pernah terlewatkan dan tak akan pernah terulang kembali. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak dapat di ulang. Peristiwa sejarah juga tidak pernah bisa di ubah.
Peristiwa sejarah yang ada di Indonesia selalu di ingat oleh masyarakat bahkan selalu di wariskan turun temurun hingga kini agar peristiwa tersebut tidak hilang. Salah satu bentuk pelestarian sejarah tersebut adalah dengan didirikanya sebuah musium atau monumen.
Monumen Pancasila Sakti adalah salah satu bentuk monumen yang didirikan untuk mengenang peristiwa G 30 S PKI. Oleh karena itu, untuk mempelajari sebuah sejarah dan melestarikanya kami melakukan perjalanan karya wisata ke Monumen pancasila. Lebih tepatnya ke musium lubang buaya.
B. Tujuan
1. Sebagai syarat untuk mengikuti UAS
2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa.
3. Untuk menambah pengalaman.
4. Untuk mengembangkan potensi,etika,estetika, dan pratika.
5. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
6. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
7. Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputarobjek wisata.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat
Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI, Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
B. Laporan Perjalanan
1. Monument Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti berbentuk setengah lingkaran yang diatasnya berdiri 7 patung Jenderal pahlawan revolusi yang salah satu menunjuk ke arah sumur di depan monumen. Yang menjadi latar belakang adalah sebuah dinding besar, yang di sisi atasnya terdapat patung garuda pancasila. Terdapat pula relief yang menceritakan tentang peristiwa gerakan 30 september PKI.
Relief menceritakan mulai dari kekejaman PKI dalam menyiksa para Jenderal, lalu menimbun mayat ke dalam sumur. PKI juga digambarkan melakukan kekejaman kepada rakya Indonesia. Kemudian relief menceritakan bagaimana TNI menumpas gerakan PKI di bawah komando Pangkostrad Soeharto. PKI digambarkan telah kalah kepada pasukan TNI.
Terdapat Pesan dalam relief yang berbunyai, “Waspada ...... dan mawas diri agar peristiwa sematjam ini tidak terulang lagi.”[1] Pesan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat indonesia, agar di kemudian hari peristiwa pemberontakan PKI tidak terjadi lagi. Bersama pesan disematkan gambaran mengenai peristiwa penyiksaan Para Jenderal AD di Lubang Buaya.
Dan relief berakhir dengan menunjukkan sosok seorang Soeharto. Soeharto dalam relief, digambarkan sebagai sosok penyelamat yang menyelamatkan rakyat dari kebiadaban PKI. Di depan munumen terdapat semacam pelataran atau altar yang biasa digunakan pengunjung monumen untuk mengabadikan gambar di depan monumen.
2. Sumur Maut
Terletak persis di depan monumen adalah sumur lubang buaya. Sumur yang digunakan untuk membuang mayat para Jenderal. Sumur ini berdiameter 75 cm dan memiliki kedalaman sekitar 12 meter. Di kiri kanan sumur terdapat pagar yang membatasi pengunjung untuk menghindarkan pengunjung untuk membuang seseuatu ke dalam sumur. Di sebelah sumur juga terdapat semacam prasasti kecil yang menjelaskan tentang sumur maut ini.
Keberadaan sumur ini pada saat terjadi peristiwa 30 September sebenarnya sangat misterius. Sebab keberadaan sumur tidak diketahui karena PKI menghapus jejak dengan membuat puluhan sumur yang serupa. Sumur lubang buaya yang asli pada saat peristiwa 30 Semptember ditimbun dengan tanah dan sampah, kemudian di atasnya dijadikan jalan yang digunakan untuk lalu lalang kendaraan. Itulah yang membuat keberadaan sumur ini tidak diketahui.
Yang mengetahui letak sumur ini adalah seorang petugas kepolisian yang pada saat peristiwa 30 semtember sempat berkeliling di kompleks lubang buaya. Tanpa diketahui oleh pasukan PKI petugas kepolisian ini menyaksikan perbuatan kejam PKI ini. Benda-benda kepunyaan petugas kepolisian ini masih tersimpan di ruang paseban. Diantaranya sepeda yang digunakan untk berkeliling dan senjata api serta pentungan dari kayu.
3. Rumah Tempat Penyiksaan
Persis di samping sumur lubang buaya terdapat rumah tempat penyiksaan para Jenderal. Rumah ini dulunya merupakan rumah salah satu simpatisan PKI. Jenderal-jenderal yang diculik oleh pasukan Cakrabirawa dan pasukan PKI ini ditawan di rumah tersebut. Kemudian diinterogasi perihal isu resolusi dewan Jenderal yang berencana untuk menggulingkan Presiden Soekarno. Hingga akhirnya para Jenderal ini dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur yang digali tepat di samping rumah tersebut.
Rumah yang terdapat pada kompleks monumen pancasila saat ini merupakan rumah tiruan, rumah asli sudah hancur saat penyerbuan TNI ke lubang buaya. Dalam rumah terdapat diorama yang menggambarkan tentang penyiksaan yang terjadi pada malam 30 September 1965. Terdapat beberapa orang yang menginterogasi. Masing-masing jenderal ditutup matanya kemudian disiksa. Dalam diorama, para Jenderal dibawa hanya mengenakan baju tidur biasa dan ada yg berkain sarung.
4. Rumah Pos Komando
5. Dapur Umum
Rumah Dapur Umum merupakan salah satu rumah bersejarah yang ada di lokasi Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Rumah tersebut dilestarikan sebagai koleksi benda bersejarah karena merupakan bagian dari sarana yang dipakai oleh PKI untuk menunjang terlaksananya kegiatan penganiayaan dan pembunuhan terhadap 7 orang perwira TNI AD dalam peristiwa G.30.S/PKI. Rumah yang statusnya milik ibu Amroh itu dipakai oleh PKI sebagai tempat penyediaan sarana konsumsi gerombolan G.30.S/PKI di Lubang Buaya.
6. Museum Pengkhianatan PKI
Musium ini terletak sekitar 300 meter dari lokasi sumur lubang buaya. Museum ini berbentuk menyerupai sebuah joglo besar. Museum Pengkhianatan PKI ini Berisi diorama-diorama yang menggambarkan tentang peristiwa G30S PKI. Mulai dari awal sampai akhir. Museum dengan 3 lantai ini merangkum semua gerak gerik PKI di berbagai tempat. Rangkuman sebagian besar menggunakan diorama, sebagian lagi menggunakan gaeri foto yang dipajang di ruangan terpisah.
Tapi terdapat sedikit kejanggalan dalam museum ini. PKI digambarkan dengan begitu buruk oleh museum. Pelabelan pengkhianat dicapkan kepada PKI secara menyeluruh, bahkan hingga sampai pada simpatisan-simpatisan di daerah. Museum ini melupakan beberapa jasa PKI yang tidak bisa dimunafikkan bahwa mereka juga ikut melawan kapitalisme yang oleh Soekarno dilawan dengan gigih demi mencapai perekonomian yang berdikari.
Selepas museum pengkhianatan PKI, terdapat salah satu ruang yakni ruang paseban. Ruang ini menyimpan benda-benda peninggalan Jenderal yang terbunuh pada malam 30 September. Diantara benda kebanyakan pakaian atau seragam yang dipakai pada waktu eksekusi. Banyak benda/pakaian yang dipamerkan masih memiliki noda darah. Untuk memberi tahu bagi semua pengunjung bagaimana kondisi para perwira ABRI ini pada saat peristiwa G30S-PKI.
Benda-benda yang dipajang diantaranya baju seragam, senjata, peralatan memancing dan hobi dari perwira-perwira lainnya. Juga terdapat beberapa benda seperti sepeda yang digunakan oleh seorang polisi jaga yang pertama kali memergoki peristiwa G30S-PKI. Semua benda tersimpan rapi di dalam sebuah lemari kaca yang besar.
Beberapa benda yang dipajang merupakan benda benda yang berukuran besar yang sulit jika harus dimasukkan ke dalam arena Museum. Selain kemdaraan tempur dan tank, terdapat juga senjata berat seperti senjata artileri. Dari beberapa benda yang terpajang hampir semuanya sudah tidak berfungsi.
7. Mobil Dinas Pangkostrad Mayor Jenderal TNI Soeharto
Dengan menggunakan Jeep Toyota Kanvas Nomor : 04-62957/44-01, Mayor Jenderal TNI Soeharto segera bertindak untuk menumpas G.30.S/PKI, yang didalangi oleh eks Letkol Untung dan tokoh PKI yang lain. Mayor Jenderal TNI Soeharto dari rumahnya di jalan Agus Salim menuju Markas Kostrad menggunakan kendaraan dinas Jeep Toyota Kanvas yang disetir oleh Pra Soewondo
8. Truk Dodge
Mobil truk yang digunakan oleh pemberontak G.30.S/PKI untuk membawa jenazah Brigjen TNI D.I Pandjaitan, yang dipamerkan di lokasi Museum Pancasila Sakti (pameran taman), adalah mobil truk Dodge tahun 1961 buatan Amerika Serikat dengan nomor polisi B. 2982.L merupakan replika kendaraan jemputan P. N. Arta Yasa, yang sekarang divisi cetak uang logam Perum Peruri. Kendaraan tersebut dirampas oleh pemberontak G.30.S/PKI disekitar jalan Iskandar Syah daerah Blok. M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
9. Koleksi Museum dan Monumen Pancasila Sakti
Berikut beberapa contoh koleksi Monumen Pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan Komunis serta ruang pameran Paseban:
a. Ruang Intro
Dalam ruang terdapat 3 mozaik foto yang masing-masing menggambarkan:
1) Kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam pemberontakan Madiun.
2) Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30 September 1965
3) Pengadilan gembong-gembong G.30.S/PKI oleh Mahkamah Militer Luar Biasa.
b. Diorama
1) Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)
2) Pemberontakan PKI di Madiun ( 18 September 1948)
3) Pembunuhan di Kawedanan Ngawen (20 September 1948)
4) Peristiwa Tanjung Morawa (16 Maret 1953)
5) Kampanye Budaya PKI (25 Maret 1963)
6) Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964 -1965)
7) Peristiwa Kanigoro (13 januari 1965)
8) Peristiwa Bandar Betsy (14 Mei 1965)
9) Pawai Ofensif Revolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)
10) Penyerbuan Gubernuran .lawa Timur (27 September 1965)
10. Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di komplek Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertempatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian Pancasila, didalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
a. Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan
b. Latihan Sukarelawan di Lubang Buaya 5 Juli – 30 September
c. Penculikan Men/Pangad Letjen TNI A. Yani (1 Oktober 1965)
d. Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
e. Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
f. Pengangkatan Jenazah (4 Oktober 1965)
g. Tindak Lanjut Pelarangan Partai Komunis Indonesia (26 Juni 1982)
h. Foto Para Pahlawan Revolusi
Tujuh foto pahlawan revolusi setengah badan dalam ukuran besar yaitu foto Letjen TNI Ahtnad Yani, Mayjen TNI Soeprapto, Mayjen TNI M. T. Harjono, Mayjen TNI S. Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, Brigjen TNI Soetojo Siswomihardjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.
i. Ruang Relik
Ruang Relik berisi barang-barang peninggalan para pahlawan revolusi terutama pakaian yang dikenakan pada saat beliau gugur, petikan visum dokter, peluru yang diketemukan dalam tubuhnya, tali pengikat dan lain-lain. Di ruangan ini disajikan pula Aqualung (alat bantu pernafasan) dan sebuah radio lapangan yang pernah digunakan Jenderal Soeharto pada waktu memimpin penumpasan G.30.S/PKI.
j. Ruang Teater
Di ruangan ini disajikan pertunjukan video cassette digital (VCD) yang berisi rekaman bersejarah sekitar pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dari sumur tua Lubang Buaya, pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Sidang Mahmillub serta pengangkatan Jenderal Soeharto menjadi pejabat Presiden RI pada tanggal 12 Maret 1967. Masa putar VCD ini kurang lebih 30 menit.
k. Ruang Pameran Foto
Ruang ini menyajikan foto-foto pengangkatan dan pemakaman jenazah Pahlawan Revolusi ke Taman Makam Pahlwan Kalibata Jakarta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu pusat wisata yang ada di Indonesia. Dalam hal ini tujuannya adalah untuk memperkenalkan sejarah Monumen Pancasila Sakti kepada daerah di sekitar Indonesia.
2. Dengan adanya Monumen Pancasila Sakti diharapkan generasi muda agar mengetahui dan memahami peninggalan sejarah bangsa pada masa lalu.
3. Monumen Pancasila Sakti adalah tempat yang baik untuk pengamatan dan penelitian.
4. Dengan berdirinya Monumen Pancasila Sakti merupakan salah satu Obyek sejarah di Indonesia.
5. Sejarah suatu daerah berarti pula sejarah seluruh bangsa Indonesia. Dengan demikian kita harus memegang teguh semboyan bangsa Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang diikuti sifat persatuannya.
B. Saran
1. Kita harus dapat menjaga sejarah yang sangat tinggi nilainya karena sejarah adalah cermin kekayaan bangsa.
2. Kita harus dapat menjunjung tinggi nama baik bangsa dan Negara.
3. Monumen Pancasila Sakti harus di jaga kelestariannya supaya tetap utuh keasliannya.
4. Kita harus mempelajari serta mengambil hikmah yang terdapat di Monumen Pancasila Sakti.
5. Kita sebagai generasi penerus harus dapat meneruskan cita-cita Bangsa